Jumat, 17 Juni 2011

Leptospirosis

Apakah Leptospirosis itu?

  • Penyakit zoonosa, yaitu penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari binatang vertebrata ke manusia atau sebaliknya.
  • Zoonosa yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
  • Direct zoonoses ; Host to host transmission
  • Leptospirosis ; anthropozoonoses, manusia merupakan ‘dead end infection
  • Synonim
  • Weil’s diseases, Mud fever, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, trench fever,Swineherd disease, dan Akiyama
  • Spektrum luas dari infeksi subklinis sampai sindroma berat yang melibatkan infeksi multi organ dengan angka kematian cukup tinggi

Apakah Leptospira itu?
  • Bakteri bersifat patogen manusia dan hewan (patogen)
  • Leptospira patogen terpelihara secara alami di ginjal (renal tubules) pada binatang tertentu.
  • Bakteri sapropfita ; hidup bebas dan dianggap tidak menyebabkan penyakit
  • Leptospira saprofita hidup di lingkungan lembab atau basah (permukaan air, tanah lembab sampai air ledeng)
  • Saprophytic halophilic (salt-loving); Leptospira ditemukan di air asin.

Leptospira sp.

Bagaimanakah bentuk Leptospira itu?
·        Bentuk spiral dengan pilinan rapat, ujung ujungnya bengkok/kait, mobil, 0,1µm x 0,6µm - 0,3µm x 20µm, aerobik obligat, petumbuhan optimal 28-300C, pH alkali (7,2-8,0)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap epidemiologi leptospirosis (Faine dkk.,1999)




Tiga pola epidemiologi leptospira menurut Faine, dkk.(1999).
·        Pola Pertama
Ditemukan dalam iklim sedang, sejumlah kecil serovar terlibat dalam penularan pada manusia hampir selalu terjadi akibat kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi ; di peternakan sapi atau babi. Imunisasi kemungkinan dapat mengendalikan penularan pada hewan dan manusia
·        Pola Kedua
Ditemukan dalam daerah tropis, banyak serovar terlibat dalam penularan  pada manusia dan binatang. Manusia terpapar tidak terbatas pada pekerjaan, tetapi terjadinya kontaminasi lingkungan dari binatang terinfeksi terutama musim hujan
·        Pola Ketiga
Infeksi oleh binatang pengerat pada lingkungan perkotaan/urban yang menyebabkan wabah di daerah kumuh (terutama di negara berkembang)

Kategori inang Leptospirosis
·        Incidental host (manusia)
Inang vertebrata yang tidak untuk tempat hidup organisme pathogen secara  terus menerus
·        Link host
Inang vertebrata penghubung antara inang pemelihara organisme pathogen dan manusia
·        Amplifier host (Tikus)
Apabila organisme pathogen berada di tubuh inang vertebrata, maka organisme pathogen tersebut dapat menjadi banyak, yang dapat berpotensi ditularkan ke manusia (virus dan bakteri)

Sumber Penularan
Jenis binatang apakah yang dapat menularkan leptospirosis ke manusia?
·        Jenis binatang mamalia kecil, khususnya binatang pengerat yang peridomestik ( tikus, mencit  dll) dan insektivora (cecurut);
·        Hewan domestic (lembu, babi, anjing, jarang terjadi pada domba-domba, kambing, kuda dan kerbau liar)
·        Binatang berbulu/berambut lain seperti, rubah perak, cerpelai dan berang-berang yang mempunyai manfaat untuk produksi bulu binatang, juga berpotensial sebagai penular leptospirosis ke  manusia. Binatang melata dan binatang ampibi diduga  juga membawa leptospirosis

Bagaimanakah bakteri leptospira dapat terpelihara di lingkungan  alami?
·        Infeksi bakteri leptospira terpelihara di alam  di dalam suatu populasi inang secara  horisontal (antar inang) dan vertikal (keturunan).
·        Populasi seperti itu menyebabkan penularan leptospirosis secara terus menerus dari generasi ke generasi dari kelompok inang satu ke inang lainnya.

Apa peran inang alami di dalam penularan leptospirosis?
·        Peran inang alami leptospirosis adalah memelihara siklus penularan leptospirosis di alam oleh jenis inang tertentu di area geografi tertentu tanpa melibatkan inang lain.
·        Bakteri leptospira terpelihara di dalam organ parenkhimatosa (terutama hati dan ginjal) selama hidupnya dan dikelurakan melalui urin dalam jumlah banyak.
·        Leptospira telah beradaptasi di dalam organ inang alaminya tanpa menyebabkan gejala sakit pada inang alaminya

TEMPAT HIDUP TIKUS DAN LEPTOSPIROSIS

·        Jenis domestik (domestic species)
Seluruh aktivitas hidup tikus di dalam rumah (commensal rodent) atau synanthropic), (atap, sela-sela dinding, dapur, almari), gudang, kantor, pasar, selokan, dan lain-lain.
·        Jenis peridomestik (peridomestic species)
Aktivitas  hidup tikus dilakukan di luar rumah dan sekitarnya ; di lahan pertanian, perkebunan, sawah dan pekarangan rumah
·        Jenis silvatik (sylvatic species)
Aktivitas hidup tikus dilakukan jauh dari lingkungan manusia; hutan

Model Penularan Leptospirosis
·        Kotoran (Feces)
·        Air seni (Urine)
·        Air ludah (Saliva)
·        Darah (Blood)

Masa Inkubasi
·        Masa inkubasi 4-19 hari
·        Rata-rata 10 hari

Siklus penularan Leptospirosis


Patogenesis
·        Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler, paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
·        Fase imun
Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis kronis atau uveitis berulang.
·        Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti.

Gejala klinis
Sindroma, fase
Gejala klinis
Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik
Fase leptospiremia (3-7 hari)
Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah conjuctival suffusion
Darah, 
LCS (liquor cerebro spinalis)
Fase imune
(3-30 hari)
Demam ringan, nyeri kepala, muntah meningitis aseptic
Urine
Leptospirosis ikterik
Fase leptospiremia dan immun overlaping)
Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi  pendarahan, pneumonitis hemorrhagic, leucositosis  
Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu 2)

Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis:
·        Demam (100%)
·        Injeksi siller (59%)
·        Ikterik (40%)
·        Nyeri tekan oto (45%
·        Nyeri otot/seluruh tubuh (31%)
·        Gejala ganguan perut (29%)
·        Sakit kepala (25%)
·        Proteinuria (25%)
·        Menggigil (22%)
·        Azotemia (20%)
·        Hepatomegali (18%)
·        Speinomegali (6%)
·        Perdarahan (5%)
·        Batuk (4%)

Gambaran Klinis
·        Subklinik:  (15 – 40%)                                       
·        Klinik :  RINGAN (> 90%),                                
                     SEDANG  s/d 
                           BERAT ( <10% )         
·        Tergantung pada:
-      Jenis/banyaknya dari reservoir
-      Daya tahan tubuh/imunitas
-      Cepat atau lambatnya mendapatkan pengobatan definitive dan suportif

Kategori gambaran klinis
·        Ringan, seperti  flu.
·        Weil’s syndrome (ikterik, gagal ginjal, perdarahan, myocarditis dengan arrhythmia).
·        Meningitis / meningoencephalitis.
·        Perdarahan paru dengan gagal nafas

Faktor Resiko terpapar leptospirosis
·        Kebiasaan penduduk
-      Mandi di sungai/ genangan air  beresiko terpapar leptospirosis
-      Cuci  di sungai/genangan air  beresiko terpapar leptospirosis
-      Peliharaan kucing dan kandang ternak di dalam rumah, kambing dan unggas beresiko terpapar leptospirosis
-      Berenang  faktor resiko terpapar leptospirosis
·        Pekerjaan
-      Pekerjaan pada jalanan yang tergenang air hujan
-      Petani sawah beresiko terpapar leptospirosis
·        Lingkungan fisik
-      Kebersihan luar rumah belum dikelola  berisiko terpapar leptospirosis
-      Kebersihan dapur belum dikelola baik.

Pengobatan
·        Rehidrasi
·        Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
·        Pengobatan simptomatis.
·        Antibiotik :
-      PENICILIN PROCAIN 4 X 1,5 JUTA UNIT.
-      AMOKSISILIN 4 X 1 gram.
-      CIPROFLOXACIN 2 X 500 mg
-      CEFTRIAXON 1 X 2 gram
-      CEFOTAXIM 2 X 1 gram

Pengobatan antibiotic
Lama pemngobatan selama 7 hari :
·        Ringan
-      DOXYCYCLINE              2 x 100 MG
-      AMPICILLIN                    4 x 500-750 MG
-      AMOXILCILLIN              4 x 500 MG
·        Sedang atau Berat
-      PENICILLIN G                 4 x 1,5 JUTA  UNIT
-      AMOXICILLIN                            4 x 1 GR.
-      ERYTHROMYCIN                       4 x 500 MG
-      Cephalosporin / Quinolone

Prognosis
·        Prognosis buruk bila terlambat dapat pengobatan dan sudah masuk stadium 3-4.
·        Prognosis buruk bila ada penyakit penyerta lainnya.
·        Pada saat outbreak prognosis lebih buruk

Pencegahan
·        Belum ada vaccine untuk leptospirosis
·      CDC –> Doxycicline 200 mg / minggu, 2-3 hari sebelum kontak dengan cairan yang mungkin tercemar.
·        Berusahalah seminimal mungkin kontak dengan cairan yang tercemar
·        Memberikan desinfectan pada cairan yang diduga tercemar.
·        Penderita demam daerah banjir segera berikan profilaksis Antibiotik Amoksisilin

Kebijakan
·        Pengumpulan data dasar à surveilans RS dan Puskesmas
·        Peningkatan Kewaspadaan Dini
·        Penatalaksanaan Kasus di RS
·        Pengendalian Vektor/Hewan Penular
·        Peningkatan SDM
·        Pemberdayaan Masyarakat
·        Meningkatkan kerjasama Lintas sektor dan Lintas program
·        Membangun jejaring kemitraan (Lembaga Penelitian,LSM,Swasta, dll)
·        Meningkatkan Pengawasan di wilayah perbatasan
·        Melaksanakan bimbingan operasional

Kegiatan
·        Pencatatan dan pelaporan à Sistem surveilans STP di RS (ensefalitis )
·        Pengobatan dan perawatan penderita di RS
·        Ceramah klinik Leptospirosis
·        Pelacakan kasus

Penanggulangan Leptospira
·        Leptospirosis :
Personal Hygiene
-         Pakaian pelindung (Pembersih septic tank, dll)
-         Sanitasi lingkungan, termasuk sanitasi kolam renang
-         Pada hewan :
- Rodent control
- Vaksin hewan
- Cara memelihara hewan yang sehat

Masalah
·        Kesulitan diagnosa laboratorium
-      Hanya lab tertentu
-      Biaya besar
·        Kontrol terhadap vektor
·        Sanitasi kandang dan lingkungan
·        Tingkat pengetahuan masyarakat
·        Belum termasuk program prioritas Depkes & Deptan
·        Pengendalian Penyakit Leptospirosis di beberapa daerah belum menjadi prioritas


Sumber : Dinkes Provinsi Jatim. Disebarluaskan Bidang P2PL Dinkes Kabupaten Ponorogo melalui Puskesmas Sukosari.

By Puskesmas Sukosari === 2 comments

2 komentar:

Info yang berguna bagi kita...
Selamat, maju terus...

Hi...semua
Ayo sehat,sehat semua...karena PUSKESMAS.

Posting Komentar